Denpasar, 17 Januari 2025 – Di tengah riuhnya perkotaan Bali, satu sosok penuh inspirasi terus merawat tradisi dengan semangat juang yang tak pernah pudar. Mbah Riska, penjual jamu keliling asal Jember, telah menapaktilasi langkahnya di pulau dewata sejak tahun 1980. Dengan keranjang jamu gendong yang selalu setia di punggungnya, ia menjajakan beragam ramuan herbal yang kaya akan khasiat, seperti beras kencur, kunyit, dan sambiloto.

Setiap pagi, Mbah Riska menyusuri jalanan Denpasar, menawarkan kesehatan dalam bentuk tradisional yang telah terbukti ampuh. “Jamu itu bukan sekadar minuman, tapi warisan budaya yang harus kita rawat,” ujarnya dengan penuh semangat. Keberadaan Mbah Riska tidak hanya membawa kesegaran bagi para pelanggannya, tetapi juga mengajak kita untuk menghargai akar budaya yang kian tergerus oleh modernisasi.
Dengan doanya agar berkah selalu menyertai, Mbah Riska tak hanya menjual jamu, tetapi juga menebar semangat cinta terhadap tradisi di tengah serba kemajuan. Sehat terus, Mbah Riska, semoga perjalanan jamu tradisional ini senantiasa menginspirasi banyak generasi.
(Witanto/red)