Banyak orang tertipu melihat penampilan Wiyanto, S.I.Kom, M.IKom, Dosen salah satu Universitas Swasta di Jakarta yang akrab dipanggil pak Wie atau Cak To. Rambutnya panjang menjuntai melewati bahu. Gaya penampilannya nyentrik, sering mengenakan celana dan jaket yang tidak terlalu formal.

Soal rambut, bukannya ingin gaya-gayaan atau tren ikut-ikutan. Rambut gondrong, kata dosen Desain Fakutlat Ilmu Komunikasi itu, merupakan filosofi hidupnya.
Selain Pak Wie, disalah satu kampus swasta juga ada dosen berambut gondrong yang mulai eksis dan mencuri perhatian mahasiswa/i bahkan alumnie kampus tempatnya mengajar.

Danang Rifai, S.Kom., M.M. yang akrab disapa Sir Danang oleh mahasiswa/i nya. Dosen berusia 37 tahun ini menceritakan pengalamannya :
“Saya sering ditanya, semester berapa bang? Mau dijawab nggak jujur salah, dijawab jujur nanti mereka tambah kaget dan ga percaya,” kata Danang.

Dilihat dari penampilannya, siapa pun pasti tak menyangka bahwa dia adalah dosen Fakultas Sains & Teknologi di Universitas Swasta yang ada di Kota Tangerang. Sir Danang mengatakan ini adalah gondrong nya yang ketiga.
Pak Wie dan Sir Danang telah sedikit mematahkan Stigma Negatif tentang pria berambut gondrong dengan sederetan prestasi dan karya-karya ilmiah mereka dibidang akademisi maupun bidang profesional lainnya.

Usut punya usut, kedua dosen gondrong ini ternyata sudah saling kenal dan bertemu dalam satu komunitas di instagram @republicgondronk yang mewadahi pria gondrong beserta para pengagum gondrong.
